Langsung ke konten utama

Personal Branding Unik dalam Marketing Niagara Fruit


Pengguna media sosial, khususnya platform TikTok, pasti sudah tidak asing dengan kedai jus Niagara Fruit. Mungkin sekilas, tidak ada yang menarik ya, dari kedai jus yang satu ini? Sama-sama jus buah. Ada banyak sekali kedai yang menjual menu serupa. Bahkan di gang kecil dekat rumah saja, bukan tidak mungkin, ‘kan, ada dua atau lebih penjual jus dan salad buah? Mungkin pembeli hanya akan memilih sesuai ketersediaan buah favorit mereka, atau preferensi rasa jus maupun salad masing-masing.

            Jadi, apa yang menjadi kelebihan Niagara Fruit hingga bisa viral?

Mungkin yang pertama kali terlintas di benak konsumen ketika mendengar Niagara Fruit bukanlah produknya sendiri, melainkan branding yang dilakukan oleh pemilik kedai. Pemilik Niagara Fruit yang akrab dipanggil Ucup merupakan content creator aktif di media sosial, khususnya pada platform TikTok. Dia mengucapkan slogan dan gestur unik di hampir setiap videonya berjualan jus. “Niagara Fruit, sekali lagi, Niagara Fruit,” ucapnya dengan nada dan ekspresi yang sangat mudah diingat, lengkap dengan gerakan jari jempol dan telunjuk naik-turun sesuai irama. Sekali lihat, mungkin audiens akan tertarik akan delivery slogan tersebut dari seseorang yang berperawakan seperti abdi negara padahal ternyata hanya abdi Niagara.


Di tengah maraknya perbincangan tingkah Gen Z di dunia kerja, Ucup hadir dengan video-video amatir dan tingkah slengean khas anak muda. Personanya menonjol sebagai penjual karena ketidakramahannya pada konsumen. Ucup adalah perwujudan dari gambaran Gen Z jika sudah memasuki dunia kerja—dikenal sangat menjunjung “kerja cerdas”. Kerja sesuai kewajiban dari timbulnya upah saja, tidak muluk-muluk kerja keras tanpa batas sampai sakit-sakitan padahal hasil yang didapat tidak setimpal.

Ucup cukup mewakili mindset tersebut. Ketika bad mood, dia menutup kedai, alih-alih memaksakan diri bekerja dengan setengah hati. Dia memperlakukan pembeli bukan sebagai raja, namun layaknya teman sebaya yang sudah akrab. Tak ragu saling berseloroh, namun tetap memberi produk terbaik yang bisa dia buat. Faktor relatability tersebut membuat produknya menonjol. Bahkan banyak orang yang jauh-jauh datang ke kedai Niagara Fruit hanya untuk melihat “ketidakramahan” Ucup. Hingga saat ini, akun TikTok milik Ucup memiliki 731 ribu followers dan 71,8 juta likes.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Tau" atau "Tahu"?

"Tau" atau "tahu"? Jika Anda membuka KBBI dan mencari dua kata tersebut, maka KBBI akan berkata bahwa arti kata "tau" adalah merujuk pada kata "tahu" dan merupakan nama huruf ke-19 abjad Yunani . Sedangkan arti kata "tahu" adalah mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami, dsb), kenal (akan), mengindahkan, mengerti, dan masih banyak lagi . Jadi, yang manakah yang menjadi kata baku?  Lalu bagaimana saat Anda membuka EYD? Pernahkah Anda mencaritahunya di EYD pula? Jika pernah, pasti anda akan menyadari bahwa kata baku yang sebenarnya adalah "tahu". Namun bagaimana bunyi kata itu jika digunakan pada kalimat ini; "Kau tahu bahwa aku sedang makan tahu"? Lalu bagaimana dengan pengucapan Anda saat membaca kalimat tadi? Saya sangat yakin, bila Anda membacanya seperti ini; "Kau tau bahwa aku sedang makan tahu?" Benar? Ya. Sekarang ini, hampir semua rakyat Indonesia mengenal makanan berbahan dasar kedela...

Indonesia akan Hancur karena Utang?

Dalam masa menjelang pemilu sekarang, isu tentang utang negara dijadikan salah satu alat untuk menarik simpati masyarakat.   Cuitan-cuitan tentang utang negara pun makin marak dijumpai. Beberapa cuitan tersebut kebanyakan berisi tentang mengapa Indonesia harus melakukan utang, untuk apa utang dilakukan, mengapa utang malah digunakan untuk membangun infrastruktur yang hanya bisa dinikmati kalangan menengah ke atas, hingga yang paling parah seperti Indonesia akan mengalami krisis moneter dalam keadaan utang negara seperti sekarang. Nah, sebelum membahas semua itu, tentu kita harus mengetahui apa itu utang negara dulu, ‘kan? Jadi, menurut UU Nomor 1 Tahun 2004, utang negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar pemerintah pusat dan/atau kewajiban pemerintah pusat yang dapat dinilai dengan uang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, perjanjian, atau berdasarkan sebab lainnya yang sah. Selanjutnya, mengapa, sih, Indonesia harus melakukan utang? Mengapa Indonesia ...