Langsung ke konten utama

"Tau" atau "Tahu"?

"Tau" atau "tahu"?

Jika Anda membuka KBBI dan mencari dua kata tersebut, maka KBBI akan berkata bahwa arti kata "tau" adalah merujuk pada kata "tahu" dan merupakan nama huruf ke-19 abjad Yunani. Sedangkan arti kata "tahu" adalah mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami, dsb), kenal (akan), mengindahkan, mengerti, dan masih banyak lagi.
Jadi, yang manakah yang menjadi kata baku? 

Lalu bagaimana saat Anda membuka EYD? Pernahkah Anda mencaritahunya di EYD pula? Jika pernah, pasti anda akan menyadari bahwa kata baku yang sebenarnya adalah "tahu".

Namun bagaimana bunyi kata itu jika digunakan pada kalimat ini; "Kau tahu bahwa aku sedang makan tahu"?
Lalu bagaimana dengan pengucapan Anda saat membaca kalimat tadi? Saya sangat yakin, bila Anda membacanya seperti ini; "Kau tau bahwa aku sedang makan tahu?"
Benar?

Ya. Sekarang ini, hampir semua rakyat Indonesia mengenal makanan berbahan dasar kedelai yang diberi nama "tahu".

Bagaimana jika Anda adalah seorang penulis dan tidak menginginkan pembaca Anda salah paham dengan apa yang Anda paparkan, terutama mngenai kata "tau" dan "tahu" itu? Apakah Anda akan mengubah sendiri aturan yang sudah ada dengan alasan tersebut?
Jika iya, apa dampaknya bagi tulisan Anda? Akankah karya Anda masih akan menggunakan kata "tau" (dalam narasi) jika sudah melalui tahap editing di tangan editor dari salah satu penerbit?

Mungkin jawabannya adalah TIDAK.

Meskipun kata yang terpatri di EYD kurang sesuai dengan pengucapanya, tak bisa dipungkiri bahwa seorang penulis juga HARUS memenuhi aturan tersebut. Bukan hanya seorang penulis, melainkan juga semua tulisan-tulisan yang bersifat resmi dan harus memenuhi aturan yang berlaku.

NAMUN apakah kata "tau" tidak boleh digunakan karena keberadaan kata "tahu" yang memiliki kedudukan lebih tinggi karena didukung oleh EYD? Jawaban saya adalah TIDAK.

Saat Anda berada pada posisi penulis yang gegana karena lebih mendukung "tau" dengan alasan pengucapan yang benar memang demikian, tapi tak bisa berbuat apa-apa karena EYD yang menentang, mungkin Anda bisa sedikit lebih lega.

Karena apa?

Karena, kata baku sesuai EYD hanya diperketat daya penggunaannya pada penulisan narasi. Pada penulisan dialog tag, kita boleh SEDIKIT melanggar aturan itu (asal masih dalam batas normal dan menggunakan kata-kata yang senonoh). Karena tujuan seorang penulis menyisipkan dialog adalah untuk lebih dapat berkomunikasi dengan pembaca, mempertegas watak tokoh, dsb.

Jadi, dalam penulisan dialog tag, Anda dapat menggunakan kata "tau" agar pembaca Anda dapat lebih menangkap apa yang sedang tokoh Anda ucapkan.

Mungkin ini bisa Anda jadikan sebagai contoh.

Cio tahu bahwa gadis di depannya sedang menitikkan air mata, tapi pria itu mencoba meneguhkan hatinya kembali, atas keputusan yang dia ambil. "Kau tau bahwa tangisanmu itu sia-sia, Cyra. Semua sudah berlaku, dan aku tidak mungkin bisa menghapus cairan bening itu dari pipimu. Tidak saat aku sudah tau bahwa seseorang lebih pantas menghapusnya, bukan aku yang telah terlampau menyakitimu," ucapnya kemudian.

Bagaimana? Sudah cukup jelas?

Komentar

  1. lumayan infonya jadi saya tidak bingung pada saat mau menulis artikel di blo. mohon kunjungannya balik ya gan di blog saya di link ini https://sobirinimam.blogspot.com

    BalasHapus
  2. thks infonya kunjungi balik ke blogku ya www.dreamonid.tk ^^

    BalasHapus
  3. ya paham pakde. thanks inpona :) (Y)

    BalasHapus
  4. Thnks infonya. Sangat membantu :)

    BalasHapus
  5. Kata "Tahu" dan "tau" ini cuman selesih satu hurup tapi buat para penulis blog, suka binging saat menggunakan kata ini, takitnya pembaca kita salah mengartikan. Hemm..

    Terima kasih kak nawang mulan buat sarapan paginya yang membuka mata. :)

    BalasHapus
  6. Terima kasih banget. Infonya Sangat membantu.

    BalasHapus
  7. Penulisan bisa saja pakai kata tahu namun, dalam membaca seseorang mesti bisa membedakan Pengucapan untuk tau(paham) dan tahu(makanan)

    BalasHapus
  8. Jadi harus tetap nulis "tahu" ya meskipun di status sosmed atau sms sekali pun? Pertanyaan bodoh ๐Ÿ˜‚

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enggak, kok. Yang harus pakai bahasa baku, kan, kalau menulis cerita, tulis surat formal, dsb. ๐Ÿ˜Š

      Hapus
  9. Apapun yang terjadi, tetap gunakan TAHU. Jangan menggantinya dengan TAU.
    Hal ini analogi seperti kata BISA.
    Bisa, punya arti mampu; tapi dengan kalimat lain bisa berarti racun.
    Ch: Bisa ular itu bisa membunuh (Racun ular mampu membunuh).
    Akan sangat kelihatan jika sudah ditambah awalan atau akhiran.
    Ch: ketahuilah... Bukan ketauilah.
    Diketahui... Bukan diketaui...
    Mengetahui... Bukan mengetaui...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indonesia akan Hancur karena Utang?

Dalam masa menjelang pemilu sekarang, isu tentang utang negara dijadikan salah satu alat untuk menarik simpati masyarakat.   Cuitan-cuitan tentang utang negara pun makin marak dijumpai. Beberapa cuitan tersebut kebanyakan berisi tentang mengapa Indonesia harus melakukan utang, untuk apa utang dilakukan, mengapa utang malah digunakan untuk membangun infrastruktur yang hanya bisa dinikmati kalangan menengah ke atas, hingga yang paling parah seperti Indonesia akan mengalami krisis moneter dalam keadaan utang negara seperti sekarang. Nah, sebelum membahas semua itu, tentu kita harus mengetahui apa itu utang negara dulu, ‘kan? Jadi, menurut UU Nomor 1 Tahun 2004, utang negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar pemerintah pusat dan/atau kewajiban pemerintah pusat yang dapat dinilai dengan uang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, perjanjian, atau berdasarkan sebab lainnya yang sah. Selanjutnya, mengapa, sih, Indonesia harus melakukan utang? Mengapa Indonesia ...

Dunia Tinta-Tata Tulis Dialog (PUEBI)

Entah mengapa, saya terlalu bersemangat untuk mem- publish materi yang satu ini. Yup, kesalahan yang paling banyak dalam dunia tulis-menulis memang "penulisan dialog". Di grup Metisazia yang memberikan tugas pada saya untuk memberi materi EBI , materi ini bahkan telah diulang sebanyak enam kali, namun member masih bingung dengan penulisan dialog. Bahkan saya juga banyak menemukan kesalahan ini pada buku-buku cetak. Jadi, ya, this is it , hasil kegregetan saya dari itu semua, hihi.... Semoga membantu๐Ÿ˜„ BENTUK-BENTUK DIALOG 1. "Akan kubunuh[,]" [u]cap Lyvonne. ◾Sebelum petik menggunakan koma, dan setelah petik tidak kapital. Hal ini dikarenakan kata di luar petik masih merupakan kelanjutan dialog (dialog tag). 2 . "Akan kubunuh[.]" [L]yvonne berucap. "Akan kubunuh[.]" [D]ia mengayunkan paku ke dahi si target. ◾Sebelum petik menggunakan titik, dan setelah petik menggunakan huruf kapital. Hal ini dikarenakan kata di luar petik bukan...