Langsung ke konten utama

Dunia Tinta-Adegan Cerita (Tips)

Kalian tahu apa itu adegan? Ya, adegan adalah peristiwa yang terjadi di dalam suatu karya (misal sastra).

Nah, kalian tahu, nggak, apa kunci utama dari sebuah adegan cerita? Yup, konflik, klimaks, dan ending yang kece parah.

Lalu, bagaimana cara mencapai konflik yang menaikkan kadar suspense pembaca, klimaks yang lebih menegangkan daripada saat-saat menanti doi kembali, dan ending yang jauh lebih menyayat hati daripada saat ditinggal doi serta membahagiakan lebih daripada saat doi balik?😂

Nih, Lanna kasih tipsnya😄

1. Beri 'terjangan' pada setiap adegan.

Misal tokoh kamu adalah seorang siswa SMA. Kalau kamu kasih adegannya cuma bangun tidur, sarapan, sekolah, pulang, tidur lagi, dijamin pembaca langsung pada kabur. Karena apa? MEMBOSANKAN.

Nah, gimana caranya biar nggak membosankan? Kasih 'terjangan' di setiap adegan kamu.

Contoh:

🔪Venus bangun saat matahari baru muncul. Dia bergegas untuk mandi, lalu pergi sekolah seperti biasa. Rambutnya ia kucir kuda, dengan memberi penjepit rambut sebagai pemanis. Setelah selesai, dia turun ke bawah untuk sarapan bersama orang tuanya.

🔪Venus membelalakkan matanya. "Jam 7 pagi!"

Gadis itu segera lari ke kamar mandi dengan merapalkan semua jenis mantra yang ia bisa untuk memperlambat jam, walau tahu tak akan mungkin. Oh Tuhan, Venus bisa mendapat nilai C jika benar-benar telat dan tidak mengikuti ulangan Matematika!

Nah, lebih kece yang mana? Yang kedua, 'kan? Soalnya itu ada sedikit konflik, bukan cuma flat--sedatar papan kayu.

2. Jangan pernah mencoba memasukkan adegan yang tak berguna pada cerita.

Gimana rasanya kalau baca cerita yang terlalu bertele-tele? Muak, 'kan? Nah, makanya jangan bikin yang kayak gitu juga😂

Contoh:

🔪Bella pergi ke kantin bersama Uun. Mereka tertawa bersama dalam perjalanan, kemudian bergabung bersama yang lain saat telah sampai.

"Hai, Putri, Linda!"

"Oh, hai juga, Uun, Bella! Sini, ada kursi yang masih kosong, tuh."

Jujur, aku paling benci sama adegan yang bertele-tele dan nggak berguna kayak gitu. Mereka cuma ngobrol nggak jelas & nggak menyangkut konflik sama sekali, bikin aku bertanya-tanya, "Ini cerita sebenarnya punya konflik atau nggak, sih?"

Padahal, seperti yang telah semua orang ketahui, cerita tanpa konflik hanyalah selembar tisu bekas ingus😂

3. Di setiap bab, buat adegan yang membuat pembaca memutar otak keras-keras untuk menerka apa yang akan terjadi selanjutnya.

Nah, ini, nih, yang paling penting dalam menumbuhkan suspense. Kalau bikin adegan yang 'abu-abu', dijamin, pembaca akan lebih tertarik untuk melanjutkan membaca--asal jangan berlebihan.

Contoh:
Iris menatap lelaki di hadapannya dengan sebuah tanda tanya besar.

"Sialan! Kau bukan Iris yang dulu!"

Makian penuh benci dari mulut lelaki tersebut makin membuat Iris bingung. Ia bahkan tak mengenal sang lelaki. Lalu, apa maksud lelaki itu dengan memakinya tanpa sebab?

"Perempuan murahan!"

Mata Iris terpejam saat merasakan air mengguyur tubuhnya. Ia tak mampu membuka mata dan melihat sorot benci itu di manik sang lelaki.

Karena nyatanya ... Iris hampir tak bisa bernapas dengan segala lara yang tiba-tiba menyeruak.

Nah, itu, kan, si Iris nggak tahu si lelaki siapa. Tapi dia ngerasain sakit pas lihat lelaki itu lihat dia dengan sorot benci. Janggal, 'kan? Meningkatkan suspense, Say😄

4. Jika membuat cerita dalam latar waktu sehari, jangan pernah ceritakan dari saat si tokoh bangun tidur hingga tertidur kembali jika tak ada konflik apa pun.

Nah, ini sama kasusnya kayak poin kedua. Terlalu bertele-tele dan bikin pembaca eneg duluan😂

5. Jangan terlalu banyak membubuhkan konflik dalam tiap adegan. Cukup satu konflik yang melebar, bukan banyak konflik yang menyatu.

Misalnya, Lanna bikin konflik Lynn pengin beli mi instan. Tapi dia nggak punya uang, ditambah lagi adik-adiknya nangis terus dan nggak bisa ditinggal. Akhirnya dia nggak jadi beli dan tidur sama si adik. Terus keesokan harinya, dia mati kelaparan.

Nah, itu satu konflik, tapi menjabar. Lebih baik daripada banyak konflik yang menyatu.

Misalnya, Andra punya saudara tiri dan ibu tiri. Ibu tirinya selingkuh sama seorang mafia. Ayahnya mati, kena serangan jantung. Ibu tirinya nikah sama si mafia & menguasai semua harta ayahnya si Andra. Pacar Andra gantung diri karena suka sama ibu tirinya Andra, tapi malah ditinggal nikah sama yang lain. Si saudara tiri tiap hari nyakitin Andra dengan menyayat tangannya, dsb. Mereka membangga-banggakan si mafia. Andra minta bantuan ke teman-temannya. Tapi ternyata, teman-temannya itu juga orangnya si mafia. Akhirnya Andra mati bunuh diri, terus mama & saudara tirinya diusir dari rumah--jadi gelandangan.

Fix, Lanna bakalan langsung kabur kalau nemu cerita yang kayak gitu.

6. Buatlah adegan yang saling berkaitan dengan satu tujuan di akhir.

Jangan sekali-sekali buat adegan yang cuma buat 'hiasan', ya, saran Lanna. Jangan pernah buat adegan yang benar-benar keluar dari konflik utama dan ending.

Misalnya adegan Lia yang ketakutan sama kecoa, padahal konflik utamanya Lia mau membunuh seseorang, dan ending yang mau dituju adalah kemenangan Lia.

Please, itu nggak nyambung. Apalagi kalau genrenya thrill. Serasa pengin mutilasi si Lia, 'kan?😂

7. Menurutku pribadi, sebaiknya buat setiap adegan dengan hanya memfokuskan diri pada satu tokoh.

Ini ada kaitannya sama materi "Tokoh" kemarin. Tetapin satu tokoh yang bakal dijadiin central, jangan kebanyakan tokoh--apalagi lovable semua. Karena apa? Pembaca jadi bingung, Say. Apalagi tipe-tipe kayak Lanna yang gampang bingung😂

Boleh, kok, kalian bikin adegan yang berisi konflik tokoh lain. Asal tetap mendukung konflik utama & berefek besar sama tokoh utama. Dan, ya, jangan lupa! Porsinya harus jauh lebih sedikit daripada adegan yang berisi konflik tokoh utama sendiri. Bagaikan butiran debu di tengah gurun pasir, eaks😂

8. Perbesar efek konflik pada tiap adegan.

Misalnya di satu adegan, Lanna bikin konflik doi mati ditabrak mobil. Nah, di kehidupan nyata--yang masuk akal--si cewek cuma bakal membelalakkan mata tak percaya, terus nolongin doi. Tapi di cerita, Lanna bikin si cewek pingsan. Atau kalau bisa, ikutan mati sekalian--bunuh diri😂

Tujuannya biar apa, sih? Makin 'menohok' pembaca, Say. Tapi jangan lupa, ya. Semua hal yang berlebihan juga nggak baik. Sesuaikan "perbesaran efek konflik" itu sama watak tokoh kalian, genre, juga alur--terutama ending.

Ok, segini aja, deh, ya. Maapkeun Lanna baru update sekarang😂

Thanks😘

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Tau" atau "Tahu"?

"Tau" atau "tahu"? Jika Anda membuka KBBI dan mencari dua kata tersebut, maka KBBI akan berkata bahwa arti kata "tau" adalah merujuk pada kata "tahu" dan merupakan nama huruf ke-19 abjad Yunani . Sedangkan arti kata "tahu" adalah mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami, dsb), kenal (akan), mengindahkan, mengerti, dan masih banyak lagi . Jadi, yang manakah yang menjadi kata baku?  Lalu bagaimana saat Anda membuka EYD? Pernahkah Anda mencaritahunya di EYD pula? Jika pernah, pasti anda akan menyadari bahwa kata baku yang sebenarnya adalah "tahu". Namun bagaimana bunyi kata itu jika digunakan pada kalimat ini; "Kau tahu bahwa aku sedang makan tahu"? Lalu bagaimana dengan pengucapan Anda saat membaca kalimat tadi? Saya sangat yakin, bila Anda membacanya seperti ini; "Kau tau bahwa aku sedang makan tahu?" Benar? Ya. Sekarang ini, hampir semua rakyat Indonesia mengenal makanan berbahan dasar kedela...

Indonesia akan Hancur karena Utang?

Dalam masa menjelang pemilu sekarang, isu tentang utang negara dijadikan salah satu alat untuk menarik simpati masyarakat.   Cuitan-cuitan tentang utang negara pun makin marak dijumpai. Beberapa cuitan tersebut kebanyakan berisi tentang mengapa Indonesia harus melakukan utang, untuk apa utang dilakukan, mengapa utang malah digunakan untuk membangun infrastruktur yang hanya bisa dinikmati kalangan menengah ke atas, hingga yang paling parah seperti Indonesia akan mengalami krisis moneter dalam keadaan utang negara seperti sekarang. Nah, sebelum membahas semua itu, tentu kita harus mengetahui apa itu utang negara dulu, ‘kan? Jadi, menurut UU Nomor 1 Tahun 2004, utang negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar pemerintah pusat dan/atau kewajiban pemerintah pusat yang dapat dinilai dengan uang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, perjanjian, atau berdasarkan sebab lainnya yang sah. Selanjutnya, mengapa, sih, Indonesia harus melakukan utang? Mengapa Indonesia ...

Personal Branding Unik dalam Marketing Niagara Fruit

Pengguna media sosial, khususnya platform TikTok, pasti sudah tidak asing dengan kedai jus Niagara Fruit. Mungkin sekilas, tidak ada yang menarik ya, dari kedai jus yang satu ini? Sama-sama jus buah. Ada banyak sekali kedai yang menjual menu serupa. Bahkan di gang kecil dekat rumah saja, bukan tidak mungkin, ‘kan, ada dua atau lebih penjual jus dan salad buah? Mungkin pembeli hanya akan memilih sesuai ketersediaan buah favorit mereka, atau preferensi rasa jus maupun salad masing-masing.             Jadi, apa yang menjadi kelebihan Niagara Fruit hingga bisa viral? Mungkin yang pertama kali terlintas di benak konsumen ketika mendengar Niagara Fruit bukanlah produknya sendiri, melainkan branding yang dilakukan oleh pemilik kedai. Pemilik Niagara Fruit yang akrab dipanggil Ucup merupakan content creator aktif di media sosial, khususnya pada platform TikTok. Dia mengucapkan slogan dan gestur unik di hampir setiap videonya berjualan jus. “Niagara...