Langsung ke konten utama

Dunia Tinta-Partikel (PUEBI)

1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Misalnya:
Bacalah novel ini.
Apakah yang kau lakukan di sini?
Siapakah orang berambut cokelat itu?
Apatah gunanya aku menyesal?

2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.

Misalnya:
Apa pun alasannya, aku tak mau tahu.
Jika aku ingin tidur tengah malam pun, tak ada bedanya.
Jangankan dua kali, satu kali pun aku belum pernah ke sana.

Catatan:
Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai.

Misalnya:
Meskipun ada, aku tak berminat.
Aku masih lapar walaupun sudah makan.
Adapun penyebab kemacetan itu belum diketahui.
Bagaimanapun juga, aku harus menyelesaikan tugas ini sekarang.

Note:

Jadi, pemenggalan "pun" itu tergantung situasi dan kondisi. Bedakan saat dia digunakan sebagai konjungsi atau tidak.

Contoh:

Aku tak pernah ke sana sekali pun. ("Sekali pun" di sini berarti "satu kali pun", bukan merupakan penghubung. Jadi, penulisan "pun" dipisah dari kata sebelumnya).

Sekalipun aku ke sana, tak ada gunanya. ("Sekalipun" di sini digunakan sebagai konjungsi, jadi ditulis serangkai).

Nah, kan, walaupun katanya sama, penulisan "pun" bisa berbeda, tergantung maksud kalimatnya. Jadi, pintar-pintarlah mencerna kalimat Anda sendiri😁

3. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Misalnya:
Mereka keluar dari ruang ujian satu per satu.
Harga roti itu Rp5.000,00 per bungkus.
Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per 1 Januari.

Jadi, bagaimana?

Sumber: PUEBI.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Tau" atau "Tahu"?

"Tau" atau "tahu"? Jika Anda membuka KBBI dan mencari dua kata tersebut, maka KBBI akan berkata bahwa arti kata "tau" adalah merujuk pada kata "tahu" dan merupakan nama huruf ke-19 abjad Yunani . Sedangkan arti kata "tahu" adalah mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami, dsb), kenal (akan), mengindahkan, mengerti, dan masih banyak lagi . Jadi, yang manakah yang menjadi kata baku?  Lalu bagaimana saat Anda membuka EYD? Pernahkah Anda mencaritahunya di EYD pula? Jika pernah, pasti anda akan menyadari bahwa kata baku yang sebenarnya adalah "tahu". Namun bagaimana bunyi kata itu jika digunakan pada kalimat ini; "Kau tahu bahwa aku sedang makan tahu"? Lalu bagaimana dengan pengucapan Anda saat membaca kalimat tadi? Saya sangat yakin, bila Anda membacanya seperti ini; "Kau tau bahwa aku sedang makan tahu?" Benar? Ya. Sekarang ini, hampir semua rakyat Indonesia mengenal makanan berbahan dasar kedela...

Indonesia akan Hancur karena Utang?

Dalam masa menjelang pemilu sekarang, isu tentang utang negara dijadikan salah satu alat untuk menarik simpati masyarakat.   Cuitan-cuitan tentang utang negara pun makin marak dijumpai. Beberapa cuitan tersebut kebanyakan berisi tentang mengapa Indonesia harus melakukan utang, untuk apa utang dilakukan, mengapa utang malah digunakan untuk membangun infrastruktur yang hanya bisa dinikmati kalangan menengah ke atas, hingga yang paling parah seperti Indonesia akan mengalami krisis moneter dalam keadaan utang negara seperti sekarang. Nah, sebelum membahas semua itu, tentu kita harus mengetahui apa itu utang negara dulu, ‘kan? Jadi, menurut UU Nomor 1 Tahun 2004, utang negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar pemerintah pusat dan/atau kewajiban pemerintah pusat yang dapat dinilai dengan uang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, perjanjian, atau berdasarkan sebab lainnya yang sah. Selanjutnya, mengapa, sih, Indonesia harus melakukan utang? Mengapa Indonesia ...

Personal Branding Unik dalam Marketing Niagara Fruit

Pengguna media sosial, khususnya platform TikTok, pasti sudah tidak asing dengan kedai jus Niagara Fruit. Mungkin sekilas, tidak ada yang menarik ya, dari kedai jus yang satu ini? Sama-sama jus buah. Ada banyak sekali kedai yang menjual menu serupa. Bahkan di gang kecil dekat rumah saja, bukan tidak mungkin, ‘kan, ada dua atau lebih penjual jus dan salad buah? Mungkin pembeli hanya akan memilih sesuai ketersediaan buah favorit mereka, atau preferensi rasa jus maupun salad masing-masing.             Jadi, apa yang menjadi kelebihan Niagara Fruit hingga bisa viral? Mungkin yang pertama kali terlintas di benak konsumen ketika mendengar Niagara Fruit bukanlah produknya sendiri, melainkan branding yang dilakukan oleh pemilik kedai. Pemilik Niagara Fruit yang akrab dipanggil Ucup merupakan content creator aktif di media sosial, khususnya pada platform TikTok. Dia mengucapkan slogan dan gestur unik di hampir setiap videonya berjualan jus. “Niagara...