Langsung ke konten utama

Dunia Tinta-Kalimat Efektif

Apa itu kalimat efektif?
Menurut Arifin, kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca.

Lalu, bagaimana suatu kalimat dapat dikatakan sudah efektif?
Agar dapat dikatakan sebagai kalimat efektif, suatu kalimat harus memiliki ciri:

1. Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar

Kalimat bisa dikatakan efektif jika sesuai dengan tata kebahasaan--EBI & KBBI. Hal ini berarti bahwa dalam kalimat itu, penulisan kata dan tanda bacanya harus benar.

Seperti:
Kalau dia datang, dia pasti tampak dari sini.
Bukan:
Kalau dia datang dia pasti nampak dari sini.

2. Mengandung kesepadanan struktur

Kesepadanan kalimat ditandai oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Hal ini--paling sering--dapat diartikan bahwa dalam kalimat, subjek dan predikat harus jelas.

Seperti:
Semua siswa harus segera ke lapangan.
Bukan:
Bagi semua siswa harus segera ke lapangan.

Keterangan:
Contoh pertama benar, karena subjeknya jelas. Contoh kedua kurang tepat, karena terdapat subjek ganda.

3. Bentuknya paralel

Memiliki bentuk paralel berarti jika berawalan me-, harus sama-sama berawalan me-. Kalau berawalan di-, maka harus sama-sama berawalan di-.

Seperti:
Selain memasak, dia juga menyapu.
Pancasila harus dipahami, dihayati, dan diamalkan.

Bukan:
Selain pemasak, dia juga menyapu.
Pancasila harus dipahami, dihayati, dan mengamalkan.

4. Hemat kata dan bersifat eksplisit (tidak bertele-tele)

Untuk menghemat kata, tidak harus memotong bagian kalimat yang sebenarnya diperlukan. Namun, hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti:

🙊Menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh:
Karena tak mau, dia tak bisa.
Bukan:
Karena dia tak mau, dia tak bisa.

🙊Menghindari pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Contoh:
Rambutnya cokelat.
Bukan:
Rambutnya berwarna cokelat.

🙊Tidak menjamakkan kata-kata yang sudah bermakna jamak.
Contoh:
Para tamu duduk di sana.
Bukan:
Para tamu-tamu duduk di sana.

5. Tidak menimbulkan ambiguitas dan bersifat logis

Hal ini berarti bahwa kalimat efektif harus tepat sasaran--apa yang ditangkap pembaca atau pendengar bisa selaras dengan maksud penulis atau pembicara--dan tidak bermakna ganda.

Contoh kalimat ambigu:
Lukisan ibu ada di sana.
Kalimat itu bermakna ganda--gambar milik ibu dan lukisan yang menggambarkan sosok ibu.

Contoh kalimat tidak logis:
Bagi yang meminjam buku di perpustakaan, harap segera dikembalikan.
Kalimat itu berarti mengembalikan sang peminjam buku, bukan buku yang dipinjam. Padahal seharusnya, kalimat itu bermakna agar segera mengembalikan buku ke perpustakaan.

Sumber: beberapa referensi dari internet

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Tau" atau "Tahu"?

"Tau" atau "tahu"? Jika Anda membuka KBBI dan mencari dua kata tersebut, maka KBBI akan berkata bahwa arti kata "tau" adalah merujuk pada kata "tahu" dan merupakan nama huruf ke-19 abjad Yunani . Sedangkan arti kata "tahu" adalah mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami, dsb), kenal (akan), mengindahkan, mengerti, dan masih banyak lagi . Jadi, yang manakah yang menjadi kata baku?  Lalu bagaimana saat Anda membuka EYD? Pernahkah Anda mencaritahunya di EYD pula? Jika pernah, pasti anda akan menyadari bahwa kata baku yang sebenarnya adalah "tahu". Namun bagaimana bunyi kata itu jika digunakan pada kalimat ini; "Kau tahu bahwa aku sedang makan tahu"? Lalu bagaimana dengan pengucapan Anda saat membaca kalimat tadi? Saya sangat yakin, bila Anda membacanya seperti ini; "Kau tau bahwa aku sedang makan tahu?" Benar? Ya. Sekarang ini, hampir semua rakyat Indonesia mengenal makanan berbahan dasar kedela...

Indonesia akan Hancur karena Utang?

Dalam masa menjelang pemilu sekarang, isu tentang utang negara dijadikan salah satu alat untuk menarik simpati masyarakat.   Cuitan-cuitan tentang utang negara pun makin marak dijumpai. Beberapa cuitan tersebut kebanyakan berisi tentang mengapa Indonesia harus melakukan utang, untuk apa utang dilakukan, mengapa utang malah digunakan untuk membangun infrastruktur yang hanya bisa dinikmati kalangan menengah ke atas, hingga yang paling parah seperti Indonesia akan mengalami krisis moneter dalam keadaan utang negara seperti sekarang. Nah, sebelum membahas semua itu, tentu kita harus mengetahui apa itu utang negara dulu, ‘kan? Jadi, menurut UU Nomor 1 Tahun 2004, utang negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar pemerintah pusat dan/atau kewajiban pemerintah pusat yang dapat dinilai dengan uang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, perjanjian, atau berdasarkan sebab lainnya yang sah. Selanjutnya, mengapa, sih, Indonesia harus melakukan utang? Mengapa Indonesia ...

Dunia Tinta-Tata Tulis Dialog (PUEBI)

Entah mengapa, saya terlalu bersemangat untuk mem- publish materi yang satu ini. Yup, kesalahan yang paling banyak dalam dunia tulis-menulis memang "penulisan dialog". Di grup Metisazia yang memberikan tugas pada saya untuk memberi materi EBI , materi ini bahkan telah diulang sebanyak enam kali, namun member masih bingung dengan penulisan dialog. Bahkan saya juga banyak menemukan kesalahan ini pada buku-buku cetak. Jadi, ya, this is it , hasil kegregetan saya dari itu semua, hihi.... Semoga membantu😄 BENTUK-BENTUK DIALOG 1. "Akan kubunuh[,]" [u]cap Lyvonne. ◾Sebelum petik menggunakan koma, dan setelah petik tidak kapital. Hal ini dikarenakan kata di luar petik masih merupakan kelanjutan dialog (dialog tag). 2 . "Akan kubunuh[.]" [L]yvonne berucap. "Akan kubunuh[.]" [D]ia mengayunkan paku ke dahi si target. ◾Sebelum petik menggunakan titik, dan setelah petik menggunakan huruf kapital. Hal ini dikarenakan kata di luar petik bukan...