Langsung ke konten utama

Dunia Tinta-Dipisah atau Enggak (KBBI)

Halo, Pencinta Aksara! Malam ini, kita akan membahas tentang cara-cara untuk mengetahui suatu gabungan kata itu dipisah atau enggak.

Jadi, berdasarkan penjelasan Bapak Sriyanto--dosenku bahasa Indonesia sekaligus pengembang pedoman bahasa Indonesia dan salah satu penyusun PUEBI--caranya ada tiga.

1. Jika setiap kata dapat berdiri sendiri, penulisannya dipisah.

Contoh benar:
Tanda tangan (tanda bisa berdiri sendiri, begitu pun tangan)
Rumah makan

Contoh salah:
Non aktif (non itu bentuk terikat, harusnya nonaktif)
Non gaji (karena jika kata ini langsung digabung akan menimbulkan kesalahan baca--malah dibaca nongaji--maka yang benar adalah non-gaji)

2. Jika masing-masing dapat diberi imbuhan, maka penulisannya dipisah.

Contoh:
Terima kasih (terima bisa jadi menerima dan kasih bisa jadi mengasihi kalau diberi imbuhan)
Beri tahu

3. Ada sejumlah gabungan kata yang sudah dianggap padu sehingga harus ditulis serangkai.

Contoh:
Saputangan
Kacamata

Jadi, bagaimana? Masih bingungkah? Tenang, kita punya KBBI V.😄

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Tau" atau "Tahu"?

"Tau" atau "tahu"? Jika Anda membuka KBBI dan mencari dua kata tersebut, maka KBBI akan berkata bahwa arti kata "tau" adalah merujuk pada kata "tahu" dan merupakan nama huruf ke-19 abjad Yunani . Sedangkan arti kata "tahu" adalah mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami, dsb), kenal (akan), mengindahkan, mengerti, dan masih banyak lagi . Jadi, yang manakah yang menjadi kata baku?  Lalu bagaimana saat Anda membuka EYD? Pernahkah Anda mencaritahunya di EYD pula? Jika pernah, pasti anda akan menyadari bahwa kata baku yang sebenarnya adalah "tahu". Namun bagaimana bunyi kata itu jika digunakan pada kalimat ini; "Kau tahu bahwa aku sedang makan tahu"? Lalu bagaimana dengan pengucapan Anda saat membaca kalimat tadi? Saya sangat yakin, bila Anda membacanya seperti ini; "Kau tau bahwa aku sedang makan tahu?" Benar? Ya. Sekarang ini, hampir semua rakyat Indonesia mengenal makanan berbahan dasar kedela...

Indonesia akan Hancur karena Utang?

Dalam masa menjelang pemilu sekarang, isu tentang utang negara dijadikan salah satu alat untuk menarik simpati masyarakat.   Cuitan-cuitan tentang utang negara pun makin marak dijumpai. Beberapa cuitan tersebut kebanyakan berisi tentang mengapa Indonesia harus melakukan utang, untuk apa utang dilakukan, mengapa utang malah digunakan untuk membangun infrastruktur yang hanya bisa dinikmati kalangan menengah ke atas, hingga yang paling parah seperti Indonesia akan mengalami krisis moneter dalam keadaan utang negara seperti sekarang. Nah, sebelum membahas semua itu, tentu kita harus mengetahui apa itu utang negara dulu, ‘kan? Jadi, menurut UU Nomor 1 Tahun 2004, utang negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar pemerintah pusat dan/atau kewajiban pemerintah pusat yang dapat dinilai dengan uang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, perjanjian, atau berdasarkan sebab lainnya yang sah. Selanjutnya, mengapa, sih, Indonesia harus melakukan utang? Mengapa Indonesia ...

Dunia Tinta-Tata Tulis Dialog (PUEBI)

Entah mengapa, saya terlalu bersemangat untuk mem- publish materi yang satu ini. Yup, kesalahan yang paling banyak dalam dunia tulis-menulis memang "penulisan dialog". Di grup Metisazia yang memberikan tugas pada saya untuk memberi materi EBI , materi ini bahkan telah diulang sebanyak enam kali, namun member masih bingung dengan penulisan dialog. Bahkan saya juga banyak menemukan kesalahan ini pada buku-buku cetak. Jadi, ya, this is it , hasil kegregetan saya dari itu semua, hihi.... Semoga membantu😄 BENTUK-BENTUK DIALOG 1. "Akan kubunuh[,]" [u]cap Lyvonne. ◾Sebelum petik menggunakan koma, dan setelah petik tidak kapital. Hal ini dikarenakan kata di luar petik masih merupakan kelanjutan dialog (dialog tag). 2 . "Akan kubunuh[.]" [L]yvonne berucap. "Akan kubunuh[.]" [D]ia mengayunkan paku ke dahi si target. ◾Sebelum petik menggunakan titik, dan setelah petik menggunakan huruf kapital. Hal ini dikarenakan kata di luar petik bukan...