Langsung ke konten utama

Dunia Tinta-Menerbitkan Buku Perlu Ketenaran? (Tips)

Sebelum kita masuk ke tips hari ini, ayo kita lihat kenyataan yang dipaparkan salah satu staf penerbit yang sedang booming sejak wattpad juga booming. Dan by the way, tanya-jawab di bawah ini adalah kegiatan grup Welcome Friends 3 tahun lalu--kalau aku enggak salah ingat.



Lewat beberapa screenshot-an di atas, kalian pasti sudah bisa menyimpulkanlah, ya, jawabannya apa. Jadi, langsung saja kita membahas tips untuk tidak iri dengan mereka yang telah menerbitkan banyak buku tapi kualitasnya belum menentu.
1. Jangan iri.
Jangan iri sama mereka. Semua orang punya rezekinya masing-masing. Dan jika kalian ingin melebihi mereka, seharusnya kalian bisa berpikir lebih bijak tentang selera pembaca, bukan malah mengolok-olok mereka.
"Cerita begini dibaca jutaan orang. Alurnya enggak jelas, amanatnya enggak ada, penokohannya alay, tata tulisnya berantakan pula. Ceritaku jauh lebih dari ini tapi tak memiliki pembaca."
Jangan sekali-sekali kalian membatin kalimat seperti di atas. Introspeksi diri dulu. Mungkin kalian enggak mau banyak berkomunikasi dengan pengguna, makanya enggak banyak yang tahu cerita kalian. Mungkin juga kalian cuma bisa menghakimi tanpa ada pembuktian diri.
2. Jangan berhenti.
Kalau kalian terlalu fokus pada ketenaran, pasti kalian akan sangat cepat mencapai kejenuhan. Lalu tak lama kemudian, kalian akan berhenti di tengah jalan. Dan bisa ditebak kelanjutannya--usaha kalian selama ini hanya akan sia-sia.
Semua penulis wattpad mengawali dengan cara yang sama, kok. Sama-sama dari 0 followers dan 0 readers. Tapi apa yang membuat mereka memiliki ribuan pengikut dan jutaan pembaca? Iya, enggak pernah berhenti.
3. Jangan menghilangkan jati diri.
Meski minat pasar--misalnya--cerita remaja alay semua dan kamu sama sekali tidak berminat menulis cerita sama, jangan pernah kamu menyerah dan mengikuti selera pasar. Semua genre punya peminat--meski jumlahnya berbeda banyak. Tergantung kamu bisa mencapai mereka atau enggak.
Dan kalau kamu sudah sampai di titik jenuh ini, coba renungkan lagi alasan utama kamu menulis. Pasti ingin menuangkan apa yang kita pikir dan rasakan, bukan? Dan kalau kalian mulai menjadi orang lain, apa hati kalian akan memiliki kepuasan saat mencapai keberhasilan tapi bukan atas minat sendiri?
4. Ambil tiap kesempatan yang ada.
Kalian pernah, enggak, sih, ikut setiap lomba menulis yang ada tapi ditolak karena X factor? Karena jujur, aku sering banget. Dan hal itu buat aku berpikir, Sia-sia aku ikut lomba itu. Toh, aku enggak tenar dan enggak akan bisa menang.
Tapi akhir-akhir ini aku sadar. Meskipun memang enggak akan bisa menang, tapi seenggaknya, aku memiliki pengalaman. Aku bisa menempelkan nama di penerbit-penerbit itu walau cuma sebagai peserta lomba. Dan yang terpenting--kalau kemudian aku bisa berkomunikasi antar sesama peserta--bukankah aku bisa memperluas koneksi?
Eits, jangan salah. Relasi itu penting. Jangan terlalu idealis kayak aku yang jatuhnya malah sombong karena terlalu mengandalkan diri sendiri, padahal dunia enggak senaif itu.
Eh, tapi jujur, ya. Aku juga masih enggak ikut beberapa lomba yang memang enggak memberi manfaat sama aku, sih. Sebagian besar karena ada biaya registrasi (maaf, aku memang pelit), aku tahu yang dimenangkan memang yang sudah berlangganan menang dan tenar, enggak memperkenalkan sesama peserta lomba, dan pengumumannya suka dimundurkan jauh dari target semula.
5. Terus perbaiki tulisanmu.
Nah, ini yang terpenting. Jangan hanya tutup kuping dan terus menulis. Perbaiki juga tulisanmu. Jangan gampang tersinggung atas setiap kritik yang diberikan. Jangan sepelekan tiap materi--walau kelihatannya sepele. Tempa dirimu sampai sekuat baja. Percayalah, kamu akan sangat membutuhkannya saat telah tenar--memiliki banyak haters dan penggemar. Gunakan semua kritik dan pengetahuan untuk memperbaiki kualitas tulisan.
Sekian,
Wassalam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Tau" atau "Tahu"?

"Tau" atau "tahu"? Jika Anda membuka KBBI dan mencari dua kata tersebut, maka KBBI akan berkata bahwa arti kata "tau" adalah merujuk pada kata "tahu" dan merupakan nama huruf ke-19 abjad Yunani . Sedangkan arti kata "tahu" adalah mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami, dsb), kenal (akan), mengindahkan, mengerti, dan masih banyak lagi . Jadi, yang manakah yang menjadi kata baku?  Lalu bagaimana saat Anda membuka EYD? Pernahkah Anda mencaritahunya di EYD pula? Jika pernah, pasti anda akan menyadari bahwa kata baku yang sebenarnya adalah "tahu". Namun bagaimana bunyi kata itu jika digunakan pada kalimat ini; "Kau tahu bahwa aku sedang makan tahu"? Lalu bagaimana dengan pengucapan Anda saat membaca kalimat tadi? Saya sangat yakin, bila Anda membacanya seperti ini; "Kau tau bahwa aku sedang makan tahu?" Benar? Ya. Sekarang ini, hampir semua rakyat Indonesia mengenal makanan berbahan dasar kedela...

Indonesia akan Hancur karena Utang?

Dalam masa menjelang pemilu sekarang, isu tentang utang negara dijadikan salah satu alat untuk menarik simpati masyarakat.   Cuitan-cuitan tentang utang negara pun makin marak dijumpai. Beberapa cuitan tersebut kebanyakan berisi tentang mengapa Indonesia harus melakukan utang, untuk apa utang dilakukan, mengapa utang malah digunakan untuk membangun infrastruktur yang hanya bisa dinikmati kalangan menengah ke atas, hingga yang paling parah seperti Indonesia akan mengalami krisis moneter dalam keadaan utang negara seperti sekarang. Nah, sebelum membahas semua itu, tentu kita harus mengetahui apa itu utang negara dulu, ‘kan? Jadi, menurut UU Nomor 1 Tahun 2004, utang negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar pemerintah pusat dan/atau kewajiban pemerintah pusat yang dapat dinilai dengan uang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, perjanjian, atau berdasarkan sebab lainnya yang sah. Selanjutnya, mengapa, sih, Indonesia harus melakukan utang? Mengapa Indonesia ...

Personal Branding Unik dalam Marketing Niagara Fruit

Pengguna media sosial, khususnya platform TikTok, pasti sudah tidak asing dengan kedai jus Niagara Fruit. Mungkin sekilas, tidak ada yang menarik ya, dari kedai jus yang satu ini? Sama-sama jus buah. Ada banyak sekali kedai yang menjual menu serupa. Bahkan di gang kecil dekat rumah saja, bukan tidak mungkin, ‘kan, ada dua atau lebih penjual jus dan salad buah? Mungkin pembeli hanya akan memilih sesuai ketersediaan buah favorit mereka, atau preferensi rasa jus maupun salad masing-masing.             Jadi, apa yang menjadi kelebihan Niagara Fruit hingga bisa viral? Mungkin yang pertama kali terlintas di benak konsumen ketika mendengar Niagara Fruit bukanlah produknya sendiri, melainkan branding yang dilakukan oleh pemilik kedai. Pemilik Niagara Fruit yang akrab dipanggil Ucup merupakan content creator aktif di media sosial, khususnya pada platform TikTok. Dia mengucapkan slogan dan gestur unik di hampir setiap videonya berjualan jus. “Niagara...